Mabadiul Chamsah

"MABADIUL CHAMSAH"
Allahu Ghoyatuna
Ar-Rasul Qudwatuna
Al-Quran Dusturuna
Al-Jihad Sabiluna
Al Mautu fi sabilillah asma’ a’manina….
Allah adalah tujuan kami | Rasulullah teladan kami | Al-Qur’an pedoman hidup kami | Jihad adalah jalan juang kami | Mati di jalan Allah adalah cita2 kami tertinggi

Rabu, 02 Juni 2010

Memulai Tuk Berfikir Pluralis




                Pasca meninggalnya sang guru bangsa, KH. Abdurahman Wahid kata pluralis menjadi lebih familiar di telinga para pelajar dan kalangan awam. Definisi dari pluralis sendiri terbagi menjadi beberapa persepsi yang disikapi secara berbeda. Dari kata pluralis yang tak lain kata yang diadopsi dari bahasa asing. Saya masih ingat ketika masih duduk di bangku SMP kelas 1, ketika mempelajari bahasa Inggris ada istilah singular dan plural . Pluralis sendiri menurut bisa diartikan sebagai suatu kejamakan. Dan bisa di kembangkan menjadi pengertian yang lebih panjang. Menurut hemat saya, istilah pluralis bisa di artikan sebagai suatu kejamakan perspektif menyikapi sebuah perbedaan pandangan seseorang yang bisa menumbuhkan sikap tasamuh (toleran) kepada pelakunya. Saya tidak membahas tentang “PLURALIS” secara mendetail dan komprehensif, melainkan lebih ingin menceritakan pengalaman pribadi saya tentang pluralis itu sendiri.
                Ada baiknya jika saya menceritakan background kehidupan saya sendiri. Orang tua saya sendiri berasal dari keluarga yang notabenenya termasuk keluarga yang memegang teguh budaya-budaya ke-NU-an. Terlihat dari kakek, buyut, hingga atasnya ialah mayoritas lulusan dari pondok pesantren salaf di jawa yang berlatar belakang NU. Tidak memunafikkan jika saya sendiri selama kurang lebih 12 tahun mengikuti apa-apa yang dibudayakan keluarga.
Namun, ideologi saya mulai berubah ketika saya mulai memasuki jenjang SMP. Dimana sekolah sekaligus pondok pesantren modern yang orang tua saya pilih ternyata bukan berlatar belakang yang  sefikrah dengan mereka. Ideologi yang mereka ambil ialah ijtihad dari ulama moderat Mesir, Syeikh Imam Asy Syahid Hasan Al Banna atau lebih dikenal dengan sebutan jama’ah Ikhwanul Muslimin. Harakah ini bergerak dalam bidang tarbiyah, politik dan sosial. Tak heran jika sebagian dari para anggotanya  menjadi seorang murrabi-murrabiah beberapa halaqah tarbawiyah di berbagai tempat. Dan mungkin jika anda seorang mahasiswa tidak asing lagi dengan kelompok tarbiyah, organisasi KAMMI dan lain sebagainya. Di kancah perpolitikan pun mereka membuat partai yang biasa kita kenal sebagai Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Walau saat ini partai tersebut tidak terlalu bersifat eksklusif sebagai partai dakwah melainkan lebih terbuka dari sebelumnya (Annis Matta).
Selama 3 tahun saya mengenyam pendidikan dan belajar berbagai hal dari sana.  Dimulai dari berbagai budaya dan kebiasaan biasa mereka kerjakan. Cukup mengasyikkan memang. Tapi disana, saya tidak hanya bertemu dengan orang-orang yang berideologi Ikhwanul Muslimin semata. Saya mengenal beberapa orang yang berlatar belakang yang berbeda, dari mulai NU sendiri, Muhammadiyah dan lain sebagainya. Keberuntungan masih berpihak kepada saya, saya bertemu dan kenal dekat dengan salah satu orang yang kebetulan alumni pondok pesantren NU di Jawa, namun cara berfikir dia tidak semuanya berdasarkan apa yang dicerminkan oleh pesantren NU kebanyakan. Jika ingat beliau, saya hanya bisa mengingat jalan pikiran pemikir besar, Ulil Abshar Abdallah dan Nurcholis Madjid. Terlihat dari cara beliau berfikir yang terkesan lebih kontemporer dan lebih logis. Tak lain, jalan pikiran yang beliau pakai seperti Ulil Abhsar Abdallah, seorang tokoh NU yang terkadang pemikirannya lebih ke perubahan zaman.
Beranjak dewasa, saat usia saya  menginjak 15 tahun atau mulai memasuki jenjang SMA, Allah memberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di salah satu pondok pesantren besar di Jawa Timur. Tidak dapat di pungkiri lagi, pesantren ini pasti berbeda dan bertolak belakang fikrahnya dibandingkan pesantren saya sebelumnya. Memang benar firasat saya, mayoritas bahkan hampir 99% santrinya berperspektif seperti orang tua saya (tentu anda mengerti maksud saya).
Namun, kembali keberuntungan ditangan saya. Awalnya saya hanya berprasangka, saat itu saya hanya bisa bertemu dengan aliran yang homogen. Tetapi tidak untuk saat itu. Saat itu, teman se-asrama dan kebetulan dia se-Jawa Barat mengenalkan seorang anggota Jama’ah Tabligh. Lagi-lagi, ada nama jama’ah yang masih asing ditelinga saya. Dari mereka, saya mengenal istilah kurkun (pekerja agama) dan khuruj. Ciri khas dari jama’ah ini memang dengan aktivitas khurujnya, ialah dimana kewajiban setiap penganutnya untuk keluar berdakwah 2 jam untuk 1 hari, 3 hari untuk 1 bulan, dan 1 bulan untuk 1 tahun. Biasanya jauhnya perjalanan dakwah mereka ditentukan berdasarkan maal (harta) yang mereka punya. Cukup sering saya mengikuti apa yang mereka kerjakan (untuk perhatian, saya tidak sampai terpengaruh dengan apa-apa yang mereka berikan).
Saya sempat ditentang oleh teman seasrama saya yang mungkin terlalu ta’ashub  (fanatik) dengan alirannya. Dihujat dan diperdebatkan apa-apa yang saya pahami dan apa yang saya lakukan. Anggapan dia mungkin bahwa alirannya itu yang paling benar dan yang paling ahlus sunnah. Namun saat itu, saya hanya bisa berkata seadanya, sebisanya dan sedapat yang pernah saya dapatkan. Saya mencoba menenangkan dan mencoba untuk menjelaskan hakikat ikhtilaf dari sebuah furu’ dalam agama Islam.
Sampai saat ini, berbagai aliran Islam sudah saya pernah saya ikuti dalam artian hanya mencoba merasakan berfikir dan berinteraksi dengan mereka. Bukankah hal itu tidaklah salah? Karena Mengerti bukan berarti menganut, dan menganut belum tentu memahami. Jadi apa salahnya? Sebagian orang awam masih berperspektif konservatif dan terlalu kolot dalam menyikapi sebuah perbedaan yang ada disekitar mereka. Contohnya saja jika kita berada di kampung halaman, masih banyak ditemui berbagai kefanatikan yang dianut oleh para masyarakat. Pemikiran eksklusif nan tertutup dalam menyikapi perbedaan yang ada, membuat masyarakat lebih berfikir konservatif. Ini akan lebih diperparah dengan adanya pemikiran alirannya paling benar sendiri. Ini menjadi sebuah masalah dan PR besar bagi generasi muda muslim.
Lanjuuttt nyoookk....

Selasa, 01 Juni 2010

Validasi SBI untuk sekolah dan bangsa kita?


            Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu oleh civitas akademika SMA Darul Ulum 2 BPP-Teknologi datang juga. Tanggal 27 Mei 2010 merupakan hari giliran Validasi SBI untuk sekolah kita tercinta. Berbagai persiapan yang akan diajukan untuk tim validator telah di fixxed kan. Dari ratusan berkas yang ada di kantor kepala sekolah sampai debu-debu yang ada di dalam kelas mulai dibenahi. Semua civitas baik kepala sekolah, siswa hingga tukang kebun berusaha melakukan persiapan terbaik mereka. Sedikit cerita, hari validasi yang ditunggu itu sempat tertunda beberapa hari. Memang terasa menjadi hari spesial dikalangan kami, bahkan lebih spesial dari hari Maulid Nabi atau bahkan hari Valentine sekalipun. Masa – masa validasi yang dijalani oleh kami terkesan penuh dengan ketegangan yang mungkin amat sangat membuat geli bagi pengamat pendidikan sendiri.

            Jika kita melihat sisi baik dari program SBI yang di canangkan pemerintah untuk beberapa tahun kedepan, tidak bisa di pungkiri lagi jika program inilah yang akan menjadikan alat globalisator bagi sekolah-sekolah di nusantara. Diantaranya seperti merealisasikan bentuk KBM dengan menggunakan bahasa Internasional dan berbagai macam bentuk tektek bengek yang membiasakan para siswanya terbiasa dengan inggrisialisasi (bahasa penulis sendiri red : proses menginggriskan sesuatu).
            Tapi kita lihat juga perlu melihat dari sisi negatif  yang di timbulkan oleh program pemerintah itu. Menurut hemat penulis, sepertinya pemerintah mulai latah dengan kondisi dunia internasional. Pemerintah terlalu berkiblat pada dunia pendidikan barat yang mungkin lebih dikenal lebih maju dan lebih pantas untuk di contoh. Bolehlaah mereka berpendapat seperti itu. Tapi kita lihat juga berbagai kondisi dan realita yang terjadi di sekolah-sekolah secara langsung. Sepertinya hanya beberapa sekolah yang telah memenuhi persyaratan untuk mengikuti  program SBI pemerintah tersebut. Dengan demikian, tidak salah jika penulis menyatakan bahwa SBI masih terkesan absurd. Karena didalamnya masih terdapat ketidakproporsionalan antara kedua belah pihak, yaitu pemerintah dan sekolah-sekolah di daerah. Seperti yang penulis katakan sebelumnya, sekolah yang telah memenuhi persyaratan untuk menjadi SBI masih minim sekali. Sedangkan komoditas sekolah – sekolah untuk mengikuti program ini membludak jumlahnya. Kondisi ini menimbulkan berbagai ketimpangan dalam masalah kualitas sehingga antara kualitas  sekolah yang diharapkan pemerintah tidak bisa mengejar tingkat kuantitas yang membludak.
            Tanggung jawab moral yang harusnya diemban oleh pemerintah yaitu menjaga dan meneruskan generasi budaya secara umum tampaknya semakin hari semakin sempit dengan adanya SBI tersebut. Ini disebabkan kuatnya dependensi negara barat yang menjadi patokan para pemerintah dalam menjalankan roda pendidikannya. Dimulai dari pemberlakuan berbahasa Inggris ketika KBM berlangsung dan lain sebagainya. Terlihat dari penampangan luar, memang ini terlihat lebih mengglobalisasi yang dapat menjadikan siswa terbiasa dalam lingkungan keinggrisan. Tetapi bahasa – bahasa daerah yang mereka miliki semakin hari semakin berkurang kemampuannya. Terlebih miris lagi apabila bahasa daerah yang memiliki tingkat kesopanan yang berbeda, sebagai contoh bahasa jawa, bahasa sunda dan berbagai bahasa di belahan nusantara lainnya.  Sepertinya tidak salah jika saya mengutarakan bahwa pemerintah semakin hari semakin latah dengan tendesius barat.
Lanjuuttt nyoookk....

Minggu, 30 Mei 2010

100 orang ber-IQ tertinggi se dunia

1.Leonardo da Vinci Universal Genius,asal Italy, IQ 220


2.Johann Wolfgang von Goethe — Germany 210


3.Gottfried Wilhelm von Leibniz — Germany 205


4.Emanuel Swedenborg — Sweden 205


5.William James Sidis — USA 200


6.Kim Ung-Yong — Korea 200


7.Thomas Wolsey Politician England 200


8.Hugo Grotius Writer Holland 200


9.Sir Francis Galton Scientist & doctor England 200


10.John Stuart Mill Universal Genius England 200


11.Christopher Langan Bouncer & scientist & philosopher
USA 195


12.Sarpi Councilor & theologian & historian Italy 195


13.George H. Choueiri A.C.E Leader Lebanon 195


14.Blaise Pascal Mathematician & religious philosopher France 195


15.Ludwig Wittgenstein Philosopher Austria 190


16.Phillipp Melanchthon Humanist & theologian Germany 190


17.PierreSimon de Laplace Astronomer & mathematician France
190


18.Philip Emeagwali Mathematician Nigeria 190


19.William Pitt (the Younger) Politician England 190


20.Voltaire Writer France 190


21.Albrecht von Haller Medical scientist Switzerland 190


22.George Berkeley Philosopher Ireland 190


23.Garry Kasparov Chess player Russia 190


24.Sir Isaac Newton Scientist England 190


25.Friedrich von Schelling Philosopher Germany 190


26.Arnauld Theologian France 190


27.Bobby Fischer Chess player USA 187


28.Marilyn vos Savant Writer USA 186


29.Galileo Galilei Physicist & astronomer & philosopher Italy
185


30.Joseph Louis Lagrange Mathematician & astronomer Italy/
France 185


31.Ren Descartes Mathematician & philosopher France 185


32.Lord Byron Poet & writer England 180


33.David Hume Philosopher & politician Scotland 180


34.John H. Sununu Chief of Staff for President Bush USA 180


35.James Woods Actor USA 180


36.Madame de Stael Novelist & philosopher France 180


37.Charles Dickens Writer England 180


38.Thomas Chatterton Poet & writer England 180


39.Alexander Pope Poet & writer England 180


40.Buonarroti Michelangelo Artist, poet & architect Italy 180


41.Benjamin Netanyahu Israeli Prime Minister Israel 180


42.Arne Beurling Mathematician Sweden 180


43.Baruch Spinoza Philosopher Holland 175


44.Johannes Kepler Mathematician, physicist & astronomer
Germany 175


45.Immanuel Kant Philosopher Germany 175


46.Robert Byrne Chess Player Irland 170


47.Johann Strauss Composer Germany 170


48.Hypatia Philosopher & mathematician Alexandria 170


49.Richard Wagner Composer Germany 170


50.Andrew J. Wiles Mathematician England 170


51.Sofia Kovalevskaya Mathematician & writer Sweden/Russia
170


52.Dr David Livingstone Explorer & doctor Scotland 170


53.Donald Byrne Chess Player Irland 170


54.Martin Luther Theorist Germany 170


55.Judith Polgar Chess player Hungary 170


56.Plato Philosopher Greece 170


57.George Friedrich H?ndel Composer Germany 170


58.Raphael Artist Italy 170


59.Felix Mendelssohn Composer Germany 165


60.Truman Cloak — – 165


61.JohnLocke Philosopher England 165


62.Ludwig van Beethoven Composer Germany 165


63.Charles Darwin Naturalist England 165


64.Carl von Linn Botanist Sweden 165


65.Johann Sebastian Bach Composer Germany 165


66.James Watt Physicist & technician Scotland 165


67.Friedrich Hegel Philosopher Germany 165


68.Wolfgang Amadeus Mozart Composer Austria 165


69.Jola Sigmond Teacher Sweden 161


70.Dolph Lundgren Actor Sweden 160


71.Bill Gates CEO, Microsoft USA 160


72.Albert Einstein Physicist USA 160


73.George Eliot (Mary Ann Evans) Writer England 160


74.Paul Allen Microsoft cofounder USA 160


75.Nicolaus Copernicus Astronomer Poland 160


76.Joseph Haydn Composer Austria 160


77.Benjamin Franklin Writer, scientist & politician USA 160


78.James Cook Explorer England 160


79.Stephen W. Hawking Physicist England 160


80.Sir Clive Sinclair Inventor England 159


81.Honor de Balzac Writer France 155


82.Anthonis van Dyck Artist Belgium 155


83.Miguel de Cervantes Writer Spain 155


84.Ralph Waldo Emerson Writer USA 155


85.Rembrandt van Rijn Artist Holland 155


86.Jonathan Swift Writer & theologian England 155


87.Sharon Stone Actress USA 154


88.John Quincy Adams President USA 153


89.George Sand Writer France 150


90.Rousseau Writer France 150


91.Jayne Mansfield — USA 149


92.H. C. Anderson Writer Denmark 145


93.Bonaparte Napoleon Emperor France 145


94.Richard Nixon Ex-President USA 143


95.Hjalmar Schacht Nazi officer Germany 143


96.Adolf Hitler Nazi leader Germany 141


97.Shakira Singer Colombia 140


98.Hillary Clinton Ex-President wife USA 140


99.Geena Davis Actress USA 140


100.Jean M. Auel Writer Canada 140

dikutip dari http://ceritakan.com/sains/100-orang-yang-mempunyai-iq-tinggi-di-dunia/comment-page-1/#comment-973
Lanjuuttt nyoookk....

Rabu, 26 Mei 2010

Mengapa negara kita ga maju maju yaahh??

Karena rakyat Indonesia sejak dini sudah didoktrin dengan lagu2 yang
tidak bermutu & mengandung banyak kesalahan, mengajarkan kerancuan, Dan
menurunkan motivasi.
Mari Kita buktikan :
Lagu pertama:
"Balonku Ada 5… Rupa-rupa warnanya… Merah, kuning, kelabu…..
Merah muda Dan biru …
Meletus balon hijau , dorrrr!!!"
Perhatikan warna-warna kelima balon tsb, kenapa tiba2 muncul warna
hijau?
Jadi jumlah balon sebenarnya Ada 6, bukan 5 ! -:)
Lagu kedua:
"Aku seorang kapiten… Mempunyai pedang panjang…
Kalo berjalan prok..prok.. Prok… Aku seorang kapiten!"
Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di bait
Kedua dia cerita tentang sepatunya (inkonsistensi) Harusnya dia tetap
konsisten, misal jika ingin cerita tentang sepatunya seharusnya dia
bernyanyi : "mempunyai sepatu Baja (bukan pedang panjang).. Kalo berjalan
prok..prok. . Prok.." nah, itu baru klop!
Jika ingin cerita tentang pedangnya, harusnya dia bernyanyi :
"mempunyai pedang panjang… Kalo berjalan ndul…gondal. .gandul.. Atau
srek.. Srek.. Srek.." itu baru sesuai dgn kondisi pedang panjangnya!
Lagu ketiga:
"Bangun tidur Ku terus mandi.. Tidak lupa menggosok gigi.. Habis mandi
Ku tolong ibu.. Membersihkan tempat tidurku.." Perhatikan setelah habis
mandi langsung membersihkan tempat tidur.
Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam
menyelesaikan tugasnya Dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi seharusnya si
anak pakai baju dulu Dan tidak langsung membersihkan tempat tidur
dalam kondisi basah Dan telanjang!
Lagu keempat:
"Naik-naik ke puncak gunung.. Tinggi.. Tinggi sekali..kiri kanan
kulihat saja.. Banyak pohon
Cemara..2X"
Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat Dan
motivasi! Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang
tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yg tajam mendaki
lalu jadi bingung Dan gak tau mau berbuat apa, bisanya cuma noleh ke
kiri ke kanan aja, gak maju2!
Lagu kelima:
"Naik kereta api tut..tut..tut. . . Siapa hendak turut ke Bandung ..
Sby.. Bolehlah naik dengan percuma..ayo kawanku lekas naik.. Keretaku tak
berhenti lama"
Nah, yg begini ini yg parah! Mengajarkan anak-anak kalo sudah
Dewasa maunya gratis melulu.
Pantesan PJKA rugi terus! Terutama jalur Jakarta-Malang Dan
Jakarta-Surabaya!
Lagu keenam:
"Di pucuk pohon cempaka.. Burung kutilang berbunyi.. Bersiul2 sepanjang
Hari dg tak
Jemu2..mengangguk2 sambil bernyanyi tri li li..li..li.. Li..li.."
Ini juga menyesatkan Dan tidak mengajarkan kepada anak2 akan realita yg
Sebenarnya. Burung kutilang itu kalo nyanyi bunyinya cuit..cuit.. Cuit!
Kalo tri li li li li itu bunyi kalo yang nyanyi orang (catatan: acara
lagu anak2 dgn presenter Agnes Monica waktu dia masih kecil adalah tra
la la tri li li!), bukan burung!
Lagu ketujuh
"Pok am¨¦ am¨¦.. Belalang kupu2.. Siang makan nasi, kalo malam
minum Susu.."
Ini jelas lagu dewasa Dan tidak konsumsi anak2!
Karena yg disebutkan di atas itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan
anak Kecil.
Kalo anak kecil, karena belom boleh maem nasi, jadi gak pagi gak malem
ya Minum susu!
Lagu kedelapan
"Nina bobo Nina bobo oh Nina bobo… Kalau tidak bobo digigit nyamuk"
Menurut psikolog: jadi sekian tahun anak2 Indonesia diajak tidur dgn
lagu yg penuh nada mengancam. Dan justru waktu tidur Kita sering digigit
nyamuk
Lagu kesembilan:
"Bintang kecil dilangit yg biru…"
Ini menunjuk pada sesuatu yang tidak pada kenyataan Dan membingungkan
Bintang khan adanya malem, lah kalo malem kok warna langitnya biru?
Lagu Kesepuluh:
"Ibu Kita Kartini…harum namanya"
Mana yang benar… Tidak pernah memperoleh penjelasan Ibu Kita itu
namanya Kartini atau Harum?
Lagu kesebelas:
"Pada Hari minggu kuturut ayah ke kota …naik delman istimewa kududuk
di muka"
Apakah memang anak harus duduk di depan? Seperti Kita lihat mereka yang
menggunakan sepeda motor sekarang ini…. Anak selalu di depan
Lagu keduabelas
"Cangkul-cangkul, cangkul yang dalam, menanam jagung dikebun Kita…"
Kalo mau nanam jagung, ngapain dalam-dalam emang MO bikin sumur?
Mungkin yang inilah yang membuat Kita-Kita ini semua sekarang menjadi orang
yang tidak bisa berpikir jernih





Lanjuuttt nyoookk....

Pluralisme dalam Perspektif Islam

Pendahuluan
Pluralisme agama telah menjadi salah satu wacana kontemporer yang sering dibicarakan akhir-akhir abad 20, khususnya di Indonesia. Wacana ini sebenarnya ingin menjembatani hubungan antaragama yang seringkali terjadi disharmonis dengan mengatasnamakan agama, diantaranya kekerasan sesama umat beragama, maupun kekerasan antarumat beragama.
Di kalangan media saat ini terdapat pandangan umum bahwa Islam tidak mendukung pluralisme. Lebih menyedihkan lagi, kerap kali kita mendengar bagaimana susahnya minoritas non-Muslim untuk bisa hidup secara damai dan harmonis di negara-negara Muslim. Tindakan kekerasan orang-orang ekstrimis yang menyalahgunakan teologi Islam untuk membenarkan serangan jahatnya semakin mengentalkan prasangka buruk terhadap Muslim, dan saat ini banyak orang mengira bahwa orang-orang Muslim tidak percaya akan pluralisme dan keragaman. Padahal, sebaliknya, sejarah menunjukkan bahwa Islam — sebagaimana diajarkan oleh al- Qur’an serta dicontohkan oleh Nabi Muhammad beserta para sahabatnya — benar-benar menerima, merayakan, dan bahkan mendorong kemajemukan.
Islam adalah agama universal yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, persamaan hak dan mengakui adanya pluralisme agama. Pluralisme agama menurut Islam adalah sebuah aturan Tuhan (sunnatullah) yang tidak akan berubah, juga tidak mungkin dilawan atau diingkari. Ungkapan ini menggambarkan bahwa Islam sangat menghargai pluralisme karena Islam adalah agama yang dengan tegas mengakui hak-hak penganut agama lain untuk hidup bersama dan menjalankan ajaran masing-masing dengan penuh kesungguhan.
Oleh karena itu didalam tulisan ini penulis mencoba membuka tabir atau menyodorkan bukti-bukti yang dapat dijadikan acuan bahwa islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi Pluralisme.
Definisi Pluralisme
Pluralisme agama bisa dipahami dalam minimum tiga kategori. Pertama, kategori sosial. Dalam pengertian ini, pluralisme agama berarti ”semua agama berhak untuk ada dan hidup”. Secara sosial, kita harus belajar untuk toleran dan bahkan menghormati iman atau kepercayaan dari penganut agama lainnya. Kedua, kategori etika atau moral. Dalam hal ini pluralisme agama berarti bahwa ”semua pandangan moral dari masing-masing agama bersifat relatif dan sah”. Jika kita menganut pluralisme agama dalam nuansa etis, kita didorong untuk tidak menghakimi penganut agama lain yang memiliki pandangan moral berbeda, misalnya terhadap isu pernikahan, aborsi, hukuman gantung, eutanasia, dll. Ketiga, kategori teologi-filosofi. Secara sederhana berarti ”agama-agama pada hakekatnya setara, sama-sama benar dan sama-sama menyelamatkan”. Mungkin kalimat yang lebih umum adalah ”banyak jalan menuju Roma”. Semua agama menuju pada Allah, hanya jalannya yang berbeda-beda
Kata “pluralisme agama” berasal dari dua kata, yaitu “pluralisme” dan “agama” dalam bahasa Arab diterjemahkan dengan “al-ta’ddudiyah” dan dalam bahsa Inggris “religius pluralism”. Dalam bahasa Belanda, merupakan gabungan dari kata plural dan isme. Kata “plural” diartikan dengan menunjukkan lebih dari satu. Sedangkan isme diartikan dengan sesuatu yang berhubungan dengan paham atau aliran. Dalam bahasa Inggris disebut pluralism yang berasal dari kata “plural” yang berarti lebih dari satu atau banyak. Dalam Kamus The Contemporary Engglish-Indonesia Dictionary, kata “plural” diartikan dengan lebih dari satu/jamak dan berkenaan dengan keaneka ragaman. Jadi pluralisme, adalah paham atau sikap terhadap keadaan majemuk, baik dalam konteks sosial, budaya, politik, maupun agama. Sedangkan kata “agama” dalam agama Islam diistilahkan dengan “din” secara bahasa berarti tunduk, patuh, taat, jalan. Pluralisme agama adalah kondisi hidup bersama antarpenganut agama yang berbeda-beda dalam satu komonitas dengan tetap mempertahankan cirri-ciri spesifik ajaran masing-masing agama.
Dengan demikian yang dimaksud “pluralisme agama” adalah terdapat lebih dari satu agama (samawi dan ardhi) yang mempunyai eksistensi hidup berdampingan, saling bekerja sama dan saling berinteraksi antara penganut satu agama dengan penganut agama lainnya, atau dalam pengertian yang lain, setiap penganut agama dituntut bukan saja mengakui keberadan dan menghormati hak agama lain, tetapi juga terlibat dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan, guna tercapainya kerukunan dalam keragaman. Dalam prepektif sosiologi agama, secara terminology, pluralisme agama dipahami sebagai suatu sikap mengakui dan menerima kenyataan kemajemukan sebagai yang bernilai positif dan merupakan ketentuan dan rahmat Tuhan kepada manusia
Pluralisme Dalam Islam
Islam adalah agama universal yang menjunjung tinggi aspek-aspek kemanusiaan, persamaan hak dan mengakui adanya pluralisme agama. Pluralisme agama menurut Islam adalah sebuah aturan Tuhan (sunnatullah) yang tidak akan berubah, juga tidak mungkin dilawan atau diingkari. Ungkapan ini menggambarkan bahwa Islam sangat menghargai pluralisme karena Islam adalah agama yang dengan tegas mengakui hak-hak penganut agama lain untuk hidup bersama dan menjalankan ajaran masing-masing dengan penuh kesungguhan.
Dalam Islam berteologi secara inklusif dengan menampilkan wajah agama secara santun dan ramah sangat dianjurkan. Islam bahkan memerintahkan umat Islam untuk dapat berinteraksi terutama dengan agama Kristen dan Yahudi dan dapat menggali nilai-nilai keagamaan melalui diskusi dan debat intelektual/teologis secara bersama-sama dan dengan cara yang sebaik-baiknya (QS al-Ankabut/29: 46), tentu saja tanpa harus menimbulkan prejudice atau kecurigaan di antara mereka.
Agama Islam adalah agama damai yang sangat mengahargai, toleran dan membuka diri terhadap pluralisme agama. Isyarat-isyarat tentang pluralisme agama sanagat banyak ditemukan di dalam al-qur’an antara lain Firman Allah “Untukmu agamamu dan untukku agamaku”. (QS. Al-Kafirun: 109/6). Pluarlisme agama adalah merupakan perwujudan dari kehenddak Allah swt. Allah tidak menginginkan hanya ada satu agama walaupun sebenarnya Allah punya kemampuan untuk hal itu bila Ia kehendaki. “Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu dia menjadikan manusia umat yang satu.” (QS. Hud: 11/118). Dalam al-qur’an berulang-ulang Allah manyatakan bahwa perbedaan di antara umat manusia, baik dalam warna kulit, bentuk rupa, kekayaan, ras, budaya dan bahasa adalah wajar, Allah bahkan melukiskan pluralisme ideologi dan agama sebagai rahmat. Allah menganugrahkan nikmat akal kepada manusia, kemudian dengan akal tersebut Allah memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih agama yang ia yakini kebenarannya tanpa ada paksaan dan intervensi dari Allah. Sebagaimana Firmannya “Tidak ada paksaan dalam agama”. (QS. Al Baqarah: 2/256). Manusia adalah makhluk yang punya kebebasan untuk memilih dan inilah salah satu keistimewaan manusia dari makhluk lainnya, namun tentunya kebebasa itu adalah kebabsan yang harus dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah swt.
Kitab suci al-qur’an diturunkan dalam konteks kesejarahan dan stuasi keagamaan yang pluralistik (plural-religius). Setidaknya terdapat empat bentuk keyakinan agama yang berkembang dalam masyarakat Arab tempat Muhammad saw. menjalankan misi profetkinya sebelum kehadiran Islam, yaitu Yudaisme (Yahudi); Kristen, Zoroastrianisme dan agama Makkah sendiri. Tiga di antaranya yang sangat berpengaruh dan senantiasa disinggung oleh al-qur’an dalam berbagai levelnya adalah Yahudi, Kristen dan agama Makkah.
Kedatangan al-qur’an ditengah-tengah pluralitas agama tidak serta-merta mendeskriditkan agama-agama yang berkembang pada saat itu, tapi al-quran sangat bersifat asfiratif, akomodatif, mengakui dan membenarkan agama-agama yang datang sebelum al-qur’an diturunkan. Bahkan lebih jauh dari itu al-qur’an juga mengakui akan keutamaan umat-umat terdahulu sebagaimana terdapat dalam ayat. “Whai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu, dan Aku telah melebihkan kamu dari semua umat yang lain di ala mini (pada masa itu)”. (QS. Al-Baqarah: 2/47). Dalam ayat ini, tergambar suatu sikap pengakuan al-qur’an akan keunggulan dan keutamaan umat-umat terdahulu sebelum umat Islam.
Al-qur’an sebagai sumber normatif bagi satu teologi inklusif-pluralis. Bagi kaum muslimin, tidak ada teks lain yang mempunyai posisi otoritas mutlak dan tak terbantahkan selain al-qur’an. Maka, al-qur’an merupakan kunci untuk menemukan dan memahami konsep pluralisme agama dalam al-qur’an.
Berikut beberapa ayat Dalam Alqur’a Yang menyiratkan tentang pluralisme :

• Perintah Islam agar umatnya bersikap toleran, bukan hanya pada agama Yahudi dan Kristen, tetapi juga kepada agama-agama lain. Ayat 256 surat al-Baqarah mengatakan bahwa tidak ada paksaan dalam soal agama karena jalan lurus dan benar telah dapat dibedakan dengan jelas dari jalan salah dan sesat. Terserahlan kepada manusia memilih jalan yang dikehendakinya. Telah dijelaskan mana jalan benar yang akan membawa kepada kesengsaraan. Manusia merdeka memilih jalan yang dikehendakinya. Kemerdekaan ini diperkuat oleh ayat 6 surah al-Kafirun yang mengatakan: Bagimulah agamamu dan bagiku agamaku.
• Pluralitas adalah salah satu kenyataan objektif komunitas umat manusia, sejenis hukum Allah atau Sunnah Allah, sebagaimana firman Allah SWT: “ Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal” (Al Hujurat 49: 13).
• Dalam kaitannya yang langsung dengan prinsip untuk dapat menghargai agama lain dan dapat menjalin persahabatan dan perdamaian dengan ‘mereka’ inilah Allah, di dalam al-Qur’an, menegur keras Nabi Muhammad SAW ketika ia menunjukkan keinginan dan kesediaan yang menggebu untuk memaksa manusia menerima dan mengikuti ajaran yang disampaikanya, sebagai berikut: “Jika Tuhanmu menghendaki, maka tentunya manusia yang ada di muka bumi ini akan beriman. Maka apakah kamu hendak memaksa manusia, di luar kesediaan mereka sendiri? (Q.S. Yunus: 99).
• Dalam bidang hukum agama, norma-norma dan peraturan kaum Yahudi dan Nasrani diakui (QS al-Maidah: 47) dan bahkan dikuatkan oleh Nabi ketika beliau diseru untuk menyelesaikan perselisihan di antara mereka (QS al-Maidah: 42-43).
• Dan Masih banyak lagi

Pengakuan al-qur’an terhadap pluralisme dipertegas lagi dalam khutbah perpisahan Nabi Muhammad. Sebagimana dikutip oleh Fazlur Rahman, ketika Nabi menyatakan bahwa, “Kamu semua adalah keturunan Adam, tidak ada kelebihan orang Arab terhadap orang lain, tidak pula orang selain Arab terhadap orang Arab, tidak pula manusia yang berkulit putih terhadap orang yang berkulit hitam, dan tidak pula orang yang hitam terhadap yang putih kecuali karena kebajikannya.” Khutbah ini menggambarkan tentang persamaan derajat umat manusia dihadapan Tuhan, tidak ada perbedaan orang Arab dan non Arab, yang membedakan hanya tingkat ketakawaan
Sungguh menarik untuk mencermati dan memahami pengakuan al-qur’an sebagai kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai petunjuk (hudan) dan obat penetram (syifa li mafi al-shudhur) terhadap pluralitas agama, jika ayat-ayat al-qur’an dipahami secara utuh, ilmiah-kritis-hermeneutis, terbuka, dan tidak memahaminya secara ideiologis-politis, tertutup, al-qur’an sangat radikal dan liberal dalam mengahadapi pluralitas agama.
Secara normatif-doktrinal, al-qur’an dengan tegas menyangkal dan menolak sikap eksklusif dan tuntutan truth claim (klaim kebenaran) secara sepihak yang berlebihan, seperti biasa melekat pada diri penganut agama-agama, termasuk para penganut agama Islam. Munculnya klaim kebenaran sepihak itu pada gilirannya akan membawa kepada konflik dan pertentangan yang menurut Abdurrahman Wahid, merupakan akibat dari proses pendangkalan agama, dan ketidak mampuan penganut agama dalam memahami serta menghayati nilai dan ajaran agama yang hakiki. Al-qur’an berulangkali mengakui adanya manusia-manusia yang saleh di dalam kaum-kaum tersebut, yaitu Yahudi, Kristen, dan Shabi’in seperti pengakuannya terhadap adanya manusia-manusia yang beriman di dalam Islam. Ibnu ‘Arabi salah seorang Sufi kenamaan mengatakan, bahwa setiap agama wahyu adalah sebuah jalan menuju Allah, dan jalan-jalan tersebut berbeda-beda. Karena penyingkapan diri harus berbeda-beda, semata-mata anugrah Tuhan yang juga berbeda. Jalan bisa saja berbeda-beda tetapi tujuan harus tetap sama, yaitu sama-sama menuju kepada satu titik yang sama yakni Allah swt.
Penutup
Islam adalah agama universal yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, persamaan hak dan mengakui adanya pluralisme agama. Pluralisme agama menurut Islam adalah sebuah aturan Tuhan (sunnatullah) yang tidak akan berubah, juga tidak mungkin dilawan atau diingkari. Ungkapan ini menggambarkan bahwa Islam sangat menghargai pluralisme karena Islam adalah agama yang dengan tegas mengakui hak-hak penganut agama lain untuk hidup bersama dan menjalankan ajaran masing-masing dengan penuh kesungguhan.
Al-qur’an sebagai sumber normatif bagi satu teologi inklusif-pluralis. Bagi kaum muslimin, tidak ada teks lain yang mempunyai posisi otoritas mutlak dan tak terbantahkan selain al-qur’an. Maka, al-qur’an merupakan kunci untuk menemukan dan memahami konsep pluralisme agama dalam al-qur’an.
Pluarlisme agama adalah merupakan perwujudan dari kehenddak Allah swt. Allah tidak menginginkan hanya ada satu agama walaupun sebenarnya Allah punya kemampuan untuk hal itu bila Ia kehendaki. “Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu dia menjadikan manusia umat yang satu.” (QS. Hud: 11/118). Dalam al-qur’an berulang-ulang Allah manyatakan bahwa perbedaan di antara umat manusia, baik dalam warna kulit, bentuk rupa, kekayaan, ras, budaya dan bahasa adalah wajar, Allah bahkan melukiskan pluralisme ideologi dan agama sebagai rahmat. Allah menganugrahkan nikmat akal kepada manusia, kemudian dengan akal tersebut Allah memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih agama yang ia yakini kebenarannya tanpa ada paksaan dan intervensi dari Allah. Sebagaimana Firmannya “Tidak ada paksaan dalam agama”. (QS. Al Baqarah: 2/256). Manusia adalah makhluk yang punya kebebasan untuk memilih dan inilah salah satu keistimewaan manusia dari makhluk lainnya, namun tentunya kebebasa itu adalah kebabsan yang harus dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah swt. dikutip dari http://www.yusupbakri.co.cc/2010/01/pluralisme-dalam-perspektif-islam.html
Lanjuuttt nyoookk....

Rabu, 24 Maret 2010

Ekspedisi pencarian N-Gage Sayaang...


SREEEEETTTTTTTTT...
Eiit,,,
Hufhf..
Salam dulu ah... Assalamu’alaikum Ikhwah...Waduh,, dah lama euy ga menjamah blog lagi.,, akhirnya sempet juga nulis sepatah dua patah kata lah,,,hehe.
Pengen cerita nih... sekarang kan lagi UAN kaka kelas kita nih,, so otomatis kite-kite libur euy. Nah, diliburan kali ini ane nyempatin buat maen ke rumah salah satu temen di daerah Blitar. Ya karena dah janji sama bundanya dari zaman jebod, and pengen cari pengalaman baru, akhirnya telah ku putuskan tuk menjelajahi kota ini. Blitar, yahh,, Blitar,,, kota yang penuh arti sejarah. Kalo kita inget-inget sejarah, Soekarno lahir disini and di makamin di sini. Soepriyadi, U know that?? The young hero from this city. Yeah,, yang mati muda juga itu loh,,, Yaah pokoknya gitulah kalo Blitar diliat dari kacamata sejarah.
Beda lagi dengan kacamata butut seorang Iqbal, Blitar ane anggep sebage kota yang menjadi integrasi dari 2 kota di Jawa Barat. Loh,, kok bisa?? Bisa dunk!!! Kenape? Gampang ajahh!!!!  Blitar tuh mewakili kota Kuningan and Indramayu loh mpok. Ouuwww  emang apenye??  Nih, suasana kotanya terkadang panas, banyak sawah mirip Indramayu. Nah yang mewakili Kuningannye mane?  Disini walaupun kotanya berada di daerah dataran nanggung (rendah enggak tinggi juga enggak,,yah tengah-tengah lahh), ternyata banyak jalan-jalan yang  naek turun juga, and yang buat kentel ma Kuningannye tuh masih banyak hutan -hutan bambunyee jugee.. walaupun ada perbedaan dari kedua kota yang merepresentasikannya, Blitar ndiri ga punya Laut, and ga Punya gunung ternyata mpok!!! Hoho, tapi gapapa, yang penting rasa kangen ma kota Indramayu Kuningan sudah sedikit terobati. Hoho
Ini ko malah ngedeskripsiin Blitar sih,, mana ceritanyee nih??? SABAR MPOOOK!!!!!!!!
Cerita ini berawal dari hawa nafsu yang mendalam (whehehe,, gayamu make bahas-bahas nafsu segalee, Baaaall!!!). Yah, nafsu pengen punya hape N-Gage Classics euyy..hahaha!!!! Berawal dari  nyampenya ane di Blitar, sekitar jam 5 sorean baru nyampe (tuh kalo ga salah tanggal 21 Maret). Malemnya langsung cabuuuutt ke Blitar kota buat nyari tuh HP.. GILEEE!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Mantap jaya!!!!!!!!!! Naek motor malem2 kecepatan 120 keatas beuuhhh,, memang gile temenku itu. Ane sih ga masalah, tapi hape disaku takut lepas dari kandangnya..hoho…
Nyampe di Kota, langsung menyusuri satu konter demi satu konter. Tujuan pertama ada konter yang katanya paling lengkap di kota Blitar, walaupun tuh konter kecil amet. Ditanya tanya ternyata KOSONG katanya!!! Uhff. Harapan berkurang satu! Lanjutnya temenku langsung bawa motornya ke sebuah nama Jalan, Veteran namanya. Nah, d sono nooh konter-konter hape jejer and berbaris layaknya lagi Latian baris berbaris ala DU2,, wkkwkw. Yah kalo di itung sekitar ada 50 konter lah. Satu demi satu konter disusuri, satu demi satu konter di tanyai, “MAS ADA N-GAGE?”. Tapi tetep mereka bilang,” GA ONO, KOSONG REK!” alaaahh jadi bosen deh. Tapi di ujung pencarian di Jl. Veteran ada secercah harapan ketika ditanya dia ngejawab “ Bentar Tunggu!” ,” Yeaahh akhirnya ini puncak pencarianku.” gumam batinku. Pas diliat tuh HP, ane Illfeel setengah mati sumpahh!!!! Beuh!!! Harganya gilaaa,,, kondisi babak belur kaya abis dipukulin warga, ga da kardusnya lagi.. SUMPAH!!! ILFEEL!!!! GA!!!!!!!!!!!!!. Kecewa Berat ane!!!!!!
Tanpa ada rasa menyerah sedikitpun, walaupun tuh MX dah minta dibeliin bensin, ane n temen ane mencoba mencari satu harapan pasti. Haha.. setelah mencari di lain tempat, kita nemuin satu konter yang memberi satu petunjuk adanya harta karun, upzzz gaK bukan,, apa yang kita cari itu. Dua orang penjaga konter (kebetulan cewek) senyam senyum ngeliat ane and temen ane,  ga tau kenape, mungkin mereka bilang “Tuh loh yang make jaket (red. Ane) ko ganteng ameet yah,, coba kamu mintain nomer teleponnya(sambil nyuruh penjaga yang satu laginya)”  ato mungkin mereka bilang “Loh, kok ituloh yang tadi nyetir motor (red. Temen ane) kok mirip sama orang yang semalem ketangkep basah nyodom kucing itu yah,”wkwkwkwkw (moga-moga temen ane ga liat nih blog, Ya ALLAH!!!). Nah intinya sih, mereka nyuruh kita pergi ke konter yang ada di daerah sekitar pemakamanya Bung Karno.
Yeaaahhh,, kita langsung cabut tuh ke sono.. (yaa menguntungkan bagi ane bisa tau makamnya bung Karno, di Indramayu ga ada sih PAYAHH!!!). menyusuri daerah yang agak gelap (karena ketika itu sekitar jam 10 maleman), di tengah perjalanan, temen ane ngadain acara KELUPAAN!!!!!!!!!!!! SIALL!! Katanyee die lupe jalannye manee,,huhu, kudu tanya ma orang situ dulu atuh!!! Bagian tanya tanya urusan Iqbal yang nyelesein,,hahah.. singkat cerite, kita dah ketemu sama tuh konter, tapi sayangnya tuh konter TUTUP!!! Kelamaan sih loe ahh, make ngadain acara kelupaan segala sih!!!(sambil menyalahkan temen ane). Ya sudahlah, Langsung kita menuju rumahmuu soob,, kita pulaanngg!!!!!!!!!!!!!!
Hahah (kok kayaknya dicerita ini temen ane ko ngerasa di diskriminasikan gitu yah, ahahhaa, melas dia mukanya (SUDAH TAKDIR MUNGKIN!!! wkwkk). 
Nah,,, besoknya kita cari lagi tuh harapan yang semalem sirna.hahah
Pagi-pagi kita langsung nyari di konter-konter daerah kecamatannya. Baru tanya satu konter, Alhamdulillah euyy langsung dapet (ALHAMDULILLAH,, akhirnya ga usah capek capek nyari lagi). Spesifikasinya, status yang dimiliki tuh hape janda muda, alias masih mantaap!!! Dengan kardus lengkap dan serba asli segalanya. Harga lebih murah dari pada yang semalem(semalem sih nyekeek diriku). Setelah terjadi tawar menawar harga, akhirnya keputusan final, DEAL DIBELI!! Langsung tuh di konter ditulis, UNTUK N-GAGE SOLD OUT KARENA TELAH DIBELI OLEH ORANG ANEH!!! Wkwkwk.
Langsung deh hari itu ane cari-cari aplikasi tambahan buat si N-Gageku sayang…  maklum dah sekitar 3 tahun ngidam-ngidamin tuh hape tapi ga kesampean. Hoho
Akhirnya ekspedisi mencari N-Gageku berakhir.
Doakan wahai pembaca agar N-Gageku bisa langgeng melayani dan menemani si empunya. Amieen!!!
Lanjuuttt nyoookk....

Jumat, 19 Maret 2010

Teori Filsafat Episteme

TEORI PERENIALISME

Perenialisme adalah suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi atau kekal. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang, dengan menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh pada zaman kuno dan abad pertengahan.
Dalam pendidikan, kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh kekacauan serta mambahayakan tidak ada satu pun yang lebih bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku pendidik. Mohammad Noor Syam (1984) mengemukakan pandangan perenialis, bahwa pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh.
Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan ideal.
Sementara pandanganya dalam hal kenyataan, perenialisme berpendapat bahwa apa yang dibutuhkan manusia terutama ialah jaminan bahwa realita itu bersifat universal bahwa realita itu ada di mana saja dan sama di setiap waktu. Dengan keputusan yang bersifat ontologism kita akan sampai pada pengertian pengerian hakikat. Ontologi perenialisme berisikan pengertian : benda individual, esensi, aksiden dan substansi. Benda individual adalah benda yang sebagaimana nampak di hadapan manusia yang dapat ditangkap oleh indera kita seperti batu, kayu,dll
Esensi dari sesuatu adalah suatu kualitas tertentu yang menjadikan benda itu lebih baik intrinsic daripada halnya, misalnya manusia ditinjau dari esensinya adalah berpikir Aksiden adalah keadaan khusus yang dapat berubah-ubah dan sifatnya kurang penting dibandingkan dengan esensialnya, misalnya orang suka dengan barang-barang antik.
Substansi adalah suatu kesatuan dari tiap-tiap hal individu dari yang khas dan yang universal, yang material dan yang spiritual.
Sementara itu dalam persoalan nilai ia memiliki aliran bahwa nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sedangkan perbuatan manusia merupakan pancaran isi jiwanya yang berasal dari dan dipimpin oleh Tuhan. Secara teologis, manusia perlu mencapai kebaikan tertinggi, yaitu nilai yang merupakan suatu kesatuan dengan Tuhan. Untuk dapat sampai kesana manusia harus berusaha dengan bantuan akal rationya yang berarti mengandung nilai kepraktisan.
Menurut Aristoteles, kebajikan dapat dibedakan: yaitu yang moral dan yang intelektual. Kebajikan moral adalah kebajikan yang merupakan pembentukan kebiasaan, yang merupakan dasar dari kebajikan intelektual. Jadi, kebajikan intelektual dibentuk oleh pendidikan dan pengajaran. Kebajikan intelektual didasari oleh pertimbangan dan pengawasan akal. Oleh perenialisme estetika digolongkan kedalam filsafat praktis. Kesenian sebagai salah satu sumber kenikmatan keindahan adalah suatu kebajikan intelektual yang bersifat praktis filosofis. Hal ini berarti bahwa di dalam mempersoalkan masalah keindahan harus berakar pada dasar-dasar teologis, ketuhanan.
Kepercayaan adalah pangkal tolak perenialisme mengenai kenyataan dan pengetahuan. Artinya sesuatu itu ada kesesuaian antara piker (kepercayaan) dengan benda-benda. Sedang yang dimaksud benda adalah hal-hal yang adanya bersendikan atas prinsip keabadian.Oleh karena itu, menurut perenialisme perlu adanya dalil – dalil yang logis, nalar, sehingga sulit untuk diubah atau ditolak kebenarannya
Perenialisme mengemukakan adanya hubungan antara ilmu pengetahuan dengan filsafat. Science sebagai ilmu pengetahuan
Science yang meliputi biologi, fisika, sosiologi, dan sebagainya ialah pengetahuan yang disebut sebagai empiriological analysis yakni analisa atas individual things dan peristiwa peristiwa pada tingkat pengalaman dan bersifat alamiah. Science seperti ini dalam pelaksanaan analisa dan penelitiannya mempergunakan metode induktif. Selain itu, juga mempergunakan metode deduktif, tetapi pusat penelitiannya ialah meneliti dan mencoba dengan data tertentu yang bersifat khusus. Filsafat sebagai pengetahuan
Menurut perenialisme, fisafat yang tertinggi ialah ilmu metafisika. Sebab, science dengan metode induktif bersifat empiriological analysis (analisa empiris); kebenarannya terbatas, relatif atau kebenarannya probability. Tetapi filsafat dengan metode deduktif bersifat ontological analysis, kebenaran yang dihasilkannya universal, hakiki, dan berjalan dengan hukum-hukum berpikir sendiri, berpangkal pada hukum pertama; bahwa kesimpulannya bersifat mutlak, asasi. Hubungan filsafat dan pengetahuan tetap diakui urgensinya, sebab analisa empiris dan analisa ontology keduanya dianggap perenialisme dapat komplementatif. Tetapi filsafat tetap dapat berdiri sendiri dan ditentukan oleh hukum-hukum dalam filsafat sendiri, tanpa tergantung kepada ilmu pengetahuan.
Teori atau konsep pendidikan perenialisme dilatarbelakangi oleh filsafat-filsafat Plato sebagai Bapak Idealisme Klasik, filsafat Aristoteles sebagai Bapak Realisme Klasik, dan filsafat Thomas Aquina yang mencoba memadukan antara filsafat Aristoteles dengan ajaran Gereja Katolik yang tumbuh pada zamannya

1.Plato
Plato (427-347 SM), hidup pada zaman kebudayaan yang sarat dengan ketidakpastian, yaitu fisafat sofisme. Ukuran kebenaran dan ukuran moral menurut sofisme adalah manusia secara pribadi, sehingga pada zaman itu tidak ada kepastian dalam moral dan kebenaran, tergantung pada masing-masing individu. Plato berpandangan bahwa realitas yang hakiki itu tetap tidak berubah karena telah ada pada diri manusia sejak dari asalnya. Menurut Plato,dunia idea, yang bersumber dari ide mutlak, yaitu Tuhan. Manusia menemukan kebenaran, pengetahuan, dan nilai moral dengan menggunakan akal atau ratio.
Tujuan utama pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar akan asas normative dan melaksanakannya dalam semua aspek kehidupan. Masyarakat yang ideal adalah masyarakat adil sejahtera. Manusia yang terbaik adalah manusia yang hidup atas dasar prinsip idea mutlak yaitu suatu prinsip mutlak yang menjadi sumber realitas semesta dan hakikat kebenaran abadi yang transcendental yang membimbing manusia untuk menemukan criteria moral, politik, dan social serta keadilan. Ide mutlak adalah Tuhan

2.Aristoteles
Aristoteles (384-322 SM) adalah murid Plato, namun dalam pemikirannya ia mereaksi terhadap filsafat gurunya, yaitu idealisme. Hasil pemikirannya disebut filsafat realisme. Ia mengajarkan cara berpikir atas prinsip realistis, yang lebih dekat pada alam kehidupan manusia sehari-hari. Menurut Aristoteles, manusia adalah makhluk materi dan rohani sekaligus. Sebagai materi, ia menyadari bahwa manusia dalam hidupnya berada dalam kondisi alam materi dan social. Sebagai makhluk rohani, manusia sadar ia akan menuju pada proses yang lebih tinggi yang menuju kepada manusia ideal
Perkembangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat mencapainya. Ia menganggap penting pula pembentukan kebiasaan pada tingkat pendidikan usia muda dalam menanamkan kesadaran menurut aturan moral. Aristoteles juga menganggap kebahagiaan sebagai tujuan dari pendidikan yang baik. Ia mengembangkan individu secara bulat, totalitas. Aspek-aspek jasmaniah, emosi, dan intelek sama dikembangkan, walaupun ia mengakui bahwa kebahagiaan tertinggi ialah kehidupan berpikir (2:317)


3. Thomas Aquinas
Thomas berpendapat pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur menjadi aktif atau nyata tergantung pada kesadaran tiap-tiap individu. Seorang guru bertugad untuk menolong membangkitkan potensi yang masih tersembunyi dari anak agar menjadi aktif dan nyata. Menurut J.Maritain, norma fundamental pendidikan adalah :
· Cinta kebenaran.
· Cinta kebaikan dan keadilan.
· Kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap eksistensi.
· Cinta kerjasama
Kaum perenialis juga percaya bahwa dunia alamiah dan hakikat manusia pada dasarnya tetap tidak berubah selam berabad-abad : jadi, gagasan-gagasan besar terus memiliki potensi yang paling besar untuk memecahkan permasalahan permasalahan di setiap zaman. Selain itu, filsafat perenialis menekankan kemampuan-kemampuan berpikir rasional manusia sehingga membedakan mereka dengan binatang-binatang lain.
Teori dasar dalam belajar menurut perenialisme adalah :
Mental disiplin sebagai teori dasar Penganut perenialisme sependapat bahwa latihan dan pembinaan berpikir (mental discipline) adalah salah satu kewajiban tertinggi dari belajar, atau keutamaan dalam proses belajar (yang tertinggi). Karena itu teori dan program pendidikan pada umumnya dipusatkan kepada pembinaan kemampuan berpikir.
Rasionalitas dan Asas Kemerdekaan. Asas berpikir dan kemerdekaan harus menjadi tujuan utama pendidikan ; otoritas berpikir harus disempurnakan sesempurna mungkin. Dan makna kemerdekaan pendidikan ialah membantu manusia untuk menjadi dirinya sendiri, be him-self, sebagai essential-self yang membedakannya daripada makhluk- makhluk lain. Fungsi belajar harus diabdikan bagi tujuan ini, yaitu aktualitas manusia sebagai makhluk rasional yang dengan itu bersifat merdeka.
Learning to Reason ( Belajar untuk Berpikir) Perenialisme tetap percaya dengan asas pembentukan kebiasaan dalam permulaan pendidikan anak. Kecakapan membaca, menulis dan berhitung merupakan landasan dasar. Dan berdasarkan pentahapan itu, maka learning to reason menjadi tujuan pokok pendidikan sekolah menengah dan pendidikan tinggi.
Belajar sebagai Persiapan Hidup Bagi Thomisme, belajar untuk berpikir dan belajar untuk persiapan hidup (dalam masyarakat) adalah dua langkah pada jalan yang sama, yakni menuju kesempurnaan hidup, kehidupan duniawi menuju kehidupan syurgawi.
Learning through Teaching (belajar melalui Pengajaran)
Adler membedakan antara learning by instruction dan learning by discovery, penyelidikan tanpa bantuan guru. Dan sebenarnya learning by instruction adalah dasar dan menuju learning by discovery, sebagai self education. Menurut perenialisme, tugas guru bukanlah perantara antara dunia dengan jiwa anak, melainkan guru juga sebagai murid yang mengalami proses belajar sementara mengajar. Guru mengembangkan potensi-potensi self discovery ; dan ia melakukan moral authority atas murid-muridnya, karena ia adalah seorang professional yang qualified dan superior dibandingkan muridnya.
Perenialisme berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti sekarang ini, jalan yang harus ditempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip umum yang telah teruji. Menurut. perenialisme, kenyataan yang kita hadapi adalah dunia dengan segala isinya. Perenialisme berpandangan hahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai indah haruslah dapat dipandang baik.
Beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan:
1. Program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan akal (Plato)
2. Perkemhangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat untuk mencapainya ( Aristoteles)
3. Pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif atau nyata. (Thomas Aquinas)
Adapun norma fundamental pendidikan menurut J. Maritain adalah cinta kebenaran, cinta kebaikan dan keadilan, kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap eksistensi serta cinta kerjasama.

TEORI PROGRESIVISME
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.



TEORI KONSTRUKTIVISME
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:
  1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
  2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.
  3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
  4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.
  5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
  6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar untuk menarik miknat pelajar.
Lebih dua dasa warsa terakhir ini, dunia pendidikan mendapat sumbangan pemikiran dari teori konstruktivisme sehingga banyak negara mengadakan perubahan-perubahan secara mendasar terhadap sistem dan praktik pendidikan mereka, bahkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pun tak luput dari pengaruh teori ini. Paul Suparno dalam “Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan” mencoba mengurai implikasi filsafat konstruktivisme dalam praktik pendidikan. Berikut ini adalah intisari buku tersebut, sekiranya bisa bermanfaat bagi para pendidik dan orangtua.
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri (Von Glaserfeld). Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut.
Jika behaviorisme menekankan ketrampilan atau tingkah laku sebagai tujuan pendidikan, sedangkan maturasionisme menekankan pengetahuan yang berkembang sesuai dengan usia, sementara konstruktivisme menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam, pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat siswa. Jika seseorang tidak aktif membangun pengetahuannya, meskipun usianya tua tetap tidak akan berkembang pengetahuannya. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai. Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja, melainkan harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Pengetahuan juga bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus. Dalam proses itu keaktivan seseorang sangat menentukan dalam mengembangkan pengetahuannya.
Jean Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan filsafat konstruktivisme, sedangkan teori pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi kognitif. Sama halnya dengan setiap organisme harus beradaptasi secara fisik dengan lingkungan untuk dapat bertahan hidup, demikian juga struktur pemikiran manusia. Manusia berhadapan dengan tantangan, pengalaman, gejala baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secaca kognitif (mental). Untuk itu, manusia harus mengembangkan skema pikiran lebih umum atau rinci, atau perlu perubahan, menjawab dan menginterpretasikan pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan cara itu, pengetahuan seseorang terbentuk dan selalu berkembang. Proses tersebut meliputi:
1. Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya dengan lingkungan. Skema juga berfungsi sebagai kategori-kategori utnuk mengidentifikasikan rangsangan yang datang, dan terus berkembang.
2. Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap mempertahankan konsep awalnya, hanya menambah atau merinci.
3. Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal sudah tidak cocok lagi.
4. Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya (skemata). Proses perkembangan intelek seseorang berjalan dari disequilibrium menuju equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi.
Menurut Ausubel, ada dua macam proses belajar yakni belajar bermakna dan belajar menghafal. Belajar bermakna berarti informasi baru diasimilasikan dalam struktur pengertian lamanya. Belajar menghafal hanya perlu bila pembelajar mendapatkan fenomena atau informasi yang sama sekali baru dan belum ada hubungannya dalam struktur pengertian lamanya. Dengan cara demikian, pengetahuan pembelajar selalu diperbarui dan dikonstruksikan terus-menerus. Jelaslah bahwa teori belajar bermakna Ausubel bersifat konstruktif karena menekankan proses asimilasi dan asosiasi fenomena, pengalaman, dan fakta baru ke dalam konsep atau pengertian yang sudah dimiliki siswa sebelumnya.
Berlandaskan teori Piaget dan dipengaruhi filsafat sainsnya Toulmin yang mengatakan bahwa bagian terpenting dari pemahaman manusia adalah perkembangan konsep secara evolutif, dengan terus manusia berani mengubah ide-idenya, Posner dkk lantas mengembangkan teori belajar yang dikenal dengan teori perubahan konsep. Tahap pertama dalam perubahan konsep disebut asimilasi, yakni siswa menggunakan konsep yang sudah dimilikinya untuk menghadapi fenomena baru. Namun demikian, suatu ketika siswa dihadapkan fenomena baru yang tak bisa dipecahkan dengan pengetahuan lamanya, maka ia harus membuat perubahan konsep secara radikal, inilah yang disebut tahap akomodasi.
Tugas pendidikan adalah bagaimana dua tahap tersebut bisa terus berlangsung dengan terus memberi tantangan sehingga ada ketidakpuasan terhadap konsep yang telah ada. Praktik pendidikan yang bersifat hafalan seperti yang selama ini berlangsung jelas sudah tidak memadai lagi, bahkan bertentangan dengan hakikat pengetahuan dan proses belajar itu sendiri.
Beberapa macam konstruktivisme Von Glaserfeld membedakan tiga level konstruktivisme dalam kaitan hubungan pengetahuan dan kenyataan, yakni konstruktivisme radikal, realisme hipotesis, dan konstruktivisme yang biasa.
Konstruktivisme radikal mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan sebagai kriteria kebenaran. Bagi kaum radikal, pengetahuan adalah suatu pengaturan atau organisasi dari suatu obyek yang dibentuk oleh seseorang. Menurut aliran ini kita hanya tahu apa
yang dikonstruksi oleh pikiran kita. Pengetahuan bukanlah representasi kenyataan. Realisme hipotesis memandang pengetahuan sebagai suatu hypotesis dari suatu struktur kenyataan dan sedang berkembang menuju pengetahuan yang sejati yang dekat dengan realitas. Sedangkan konstruktivisme yang biasa, masih melihat pengetahuan sebagai suatu gambaran yang dibentuk dari kenyataan suatu objek.
Dari segi subyek yang membetuk pengetahuan, dapat dibedakan antara konstruktivisme psikologis personal, sosiokulturalisme, dan konstruktivisme sosiologis. Yang personal dengan tokohnya Piaget, menekankan bahwa pengetahuan itu dibentuk oleh seseorang secara
pribadi dalam berinteraksi dengan pengalaman dan objek yang dihadapinya. Orang itu sendiri yang membentuk pengetahuan. Sosiokulturalisme yang ditokohi oleh Vygotsky, menjelaskan bahwa pengetahuan dibentuk baik secara pribadi tetapi juga oleh interaksi sosial dan kultural dengan orang-orang yang lebih tahu tentang hal itu dan lingkungan yang mendukung. Dengan dimasukkannya seseorang dalam suatu masyarakat ilmiah dan kultur yang sudah punya gagasan tertentu, maka orang itu membentuk pengetahuannya. Sedangkan konstruktivisme sosiologis menyatakan bahwa pengetahuan itu dibentuk oleh masyarakat sosial. Unsur masyarakatlah yang penting, sedang unsur pribadi tidak diperhatikan.
Dampaknya terhadap pendidikan dalam pengertian konstruktivisme, belajar adalah suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dibuat sendiri oleh pelajar atau orang yang mau mengerti. Orang itulah yang aktif berpikir, membuat konsep, dan mengambil makna. Guru atau pendidik di sini hanyalah membantu agar proses konstruksi itu berjalan. Guru bukan
mentransfer pengetahuan sebagai yang sudah tahu, tetapi membantu agar anak didik membentuk pengetahuannya.
Dalam pengertian konstruktivisme, murid tidak dianggap sebagai suatu tabula rasa yang kosong, yang tidak mengerti apa-apa sebelumnya. Murid dipahami sebagai subyek yang sudah membawa "pengertian awal" akan sesuatu sebelum mereka mulai belajar secara formal. Bahkan seorang murid klas 1 SD pun sudah membawa pengetahuan awal mengenai macam-macam hal yang dalam tarafnya berlaku untuk memecahkan persoalan. Pengetahuan awal tersebut, meski kadang sangat naif atau tidak cocok dengan pengertian para ahli, perlu diterima dan nanti dibimbing untuk semakin sesuai dengan pemikiran para ahli. Pemikiran mereka itu meski naif, bukanlah salah; tetapi terbatas berlakunya.

Teori pendidikan dan pengajaran di amerika serikat di dominasi oleh pengaruh dari Thorndike (1874-1949) teori belajar Thorndike di sebut “ Connectionism” karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Teori ini sering juga disebut “Trial and error” dalam rangkan menilai respon yang terdapat bagi stimulus tertentu. Thorndike mendasarkan teorinya atas hasil-hasil penelitiannya terhadap tingkah laku beberapa binatang antara lain kucing, dan tingkah laku anak-anak dan orang dewasa.
Objek penelitian di hadapkan kepada situasi baru yang belum dikenal dan membiarkan objek melakukan berbagai pada aktivitas untuk merespon situasi itu, dalam hal ini objek mencoba berbagai cara bereaksi sehingga menemukan keberhasilan dalam membuat koneksi sesuatu reaksi dengan stimulasinya.
Ciri-ciri belajar dengan trial and error :

1. Ada motif pendorong aktivitas

2. Ada berbagai respon terhadap situasi

3. Ada aliminasi respon-respon yang gagal atau salah

4. Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan dari penelitiannya itu


Lanjuuttt nyoookk....

Facebookers

Teman

Komentarmu


ShoutMix chat widget

Anda Pengunjung ke

Link Komunitasku

gerakan indonesia bangkit PartaiKu Hizbut Tahrir

Link Blog

 

Rabithah

Ya,Allah seseungguhnya Engkau mengetahui bahwa semua hati kami ini telah bersatu berdasarkan kecintaan kepada-Mu,berjumpa di atas ketaatan kepada-Mu,berhimpun di atas dakwah-Mu,maka kuatkanlah-Ya Allah-ikatannya,kekalkanlah kasih sayang di antaranya,tunjukkan jalannya,serta penuhilah ia dengan cahaya-Mu yang tidak akan pernah padam. Lapangkanlah dadanya dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan tawakl kepada-Mu,hidupkanlah ia dengan makrifah kepada-Mu,dan matikanlah ia sebagai syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pemimpin dan sebaik-baik penolong. Ya Allah, kabulkanlah dan limpahkanlah salawat serta salam,ya Allah, kepada Muhammad,juga kepada segenap keluarga dan sahabatnya