Mabadiul Chamsah

"MABADIUL CHAMSAH"
Allahu Ghoyatuna
Ar-Rasul Qudwatuna
Al-Quran Dusturuna
Al-Jihad Sabiluna
Al Mautu fi sabilillah asma’ a’manina….
Allah adalah tujuan kami | Rasulullah teladan kami | Al-Qur’an pedoman hidup kami | Jihad adalah jalan juang kami | Mati di jalan Allah adalah cita2 kami tertinggi

Rabu, 16 September 2009

Soempah PEMOEDA...SUMPAH POCONG...SUMPAH JABATAN...GUE SUMPAHIN LO

Sebelum membaca ringkasan ini, silakan lihat berikut tentang " SAAT KORUPTOR TERMAKAN SUMPAH" di harian Pikiran Rakyat Bandung

( http://www.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=26008 )
Tulisan ini dibuat bukan ingin latah atau ingin menyambut Hari Sumpah Pemuda tetapi hanya sebatas memaknai apa yang dimaksud dengan SUMPAH itu sendiri.
Tanggal 28 Oktober 1928, kita mengenalnya sebagai suatu peristiwa sejarah yang pernah terjadi di negeri ini yaitu berkumpulnya sebagian besar Pemuda Pemudi dari seluruh penjuru tanah air. Mereka melakukan ikrar untuk menyatakan satu dalam perbedaan, dan dikenallah dengan SOEMPAH PEMOEDA yang isinya adalah :
* PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.
* KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
* KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.
Soempah Pemoeda itulah yang menjadi pijakan untuk melakukan perlawanan kepada penjajah Belanda saat itu dan menyatakan untuk memerdekan diri dari belenggu penjajahan sehingga tercapailah tujuan yang diinginkan yaitu PROLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA 17 AGUSTUS 1945.
Kemerdekaan negeri ini membuat seluruh eksponen masyarakat mulai bergerak dan menyusun rencana yang jelas bagi kesejahteraan, kemakmuran dan kehormatan bangsa Indonesia di mata dunia, maka dibuatlah konsep pembanguanan yang pas untuk mencapai tujuan tersebut di atas.
Dengan segala pernak-pernik perjalanan sejarah bangsa ini baik senang maupun susah tetap saja ada ekses yang sepertinya menjadi momok yaitu menyikapi suatu jabatan ataupun kekuasaan. Rupanya Soempah Pemoeda belum cukup untuk menghilangkan faktor psikologis, filosofis dan budaya mengenai penyikapan atas jabatan/kekekuasaan sehingga timbullah di masyarakat kalangan bawah untuk meyakinkan/mempercayai Sumpah Pocong sebagai bagian dalam mengambil keputusan agar mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
Sumpah pocong adalah sumpah yang dilakukan oleh seseorang dalam keadaan terbalut kain kafan seperti layaknya orang yang telah meninggal (pocong). Sumpah ini tak jarang dipraktekkan dengan tata cara yang berbeda, misalnya pelaku sumpah tidak dipocongi tapi hanya dikerudungi kain kafan dengan posisi duduk.
Sumpah pocong biasanya dilakukan oleh pemeluk agama Islam dan dilengkapi dengan saksi dan dilakukan di rumah ibadah (mesjid). Di dalam hukum Islam sebenarnya tidak ada sumpah dengan mengenakan kain kafan seperti ini. Sumpah ini merupakan tradisi lokal yang masih kental menerapkan norma-norma adat. Sumpah ini dilakukan untuk membuktikan suatu tuduhan atau kasus yang sedikit atau bahkan tidak memiliki bukti sama sekali. Konsekuensinya, apabila keterangan atau janjinya tidak benar, yang bersumpah diyakini mendapat hukuman atau laknat dari Tuhan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_pocong
Kelihatannya memang menyeramkan/horor dan sebagian orang cenderung memandangnya sebagai klenik walaupun masih banyak masyarakat kita melakukan sumpah pocong.
Pertanyaannya adalah apakah Soempah Pemoeda dan Sumpah Pocong bisa menjamin bahwa orang-orang/kelompok yang mempunyai jabatan/kekuasaan di negeri akan menjalankan amanah yang diberikan oleh rakyat?
Ternyata dibutuhkan lagi satu sumpah bagi para pejabat publik yaitu Sumpah Jabatan yang dilakukan dalam setiap pelantikan dengan disaksikan oleh orang banyak dan diletakkan kitab suci baik Al Qur'an, Injil, Weda, dan lain-lain di atas kepala pejabat publik dengan harapan pejabat publik ini dengan ikhlas dan jujur menjalankan amanah yang telah dibacakan sendiri olehnya.
SOEMPAH PEMOEDA sudah, SUMPAH POCONG sudah, SUMPAH JABATAN sudah tetapi kenapa masih ada korupsi, kolusi dan nepotisme. Orde terus berganti mulai dari orde lama, orde baru orde reformasi sampai sekarang tetapi masalah kepercayaan/keyakinan masyarakat terhadap masa depan bangsa dan negara ini seperti kehilangan harapan dan makin terpuruk walaupun kita masih ada yang optimis. Dimana itu sumpah-sumpah yang telah diucapkan dan diikrarkan apalagi membawa-bawa nama Tuhan Yang Maha Esa.
Apakah perlu disumpahin tuh para pejabat pubik ataupun yang memegang kekuasaan agar perubahan cepat terjadi?????
GUE SUMPAHIN :
PEJABATNYA SADAR DAN TOBAT UNTUK TIDAK MELAKUKAN KKN
PEMEGANG KEKUASAAN SADAR UNTUK MENDAHULUKAN KEPENTINGAN RAKYAT DARIPADA KEPENTINGAN DIRI/GOLONGAN
SELURUH MASYARAKAT INDONESIA SADAR DAN TAKUT KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA YANG SELALU MELIHAT, MENDENGAR DAN MENCATAT APA YANG TELAH KITA PERBUAT
INDONESIA MENJADI BANGSA DAN NEGARA YANG DIHORMATI OLEH BANGSA-BANGSA DI DUNIA
INDONESIA MAJU DALAM SEGALA BIDANG BAIK EKONOMI, POLITIK, SOSIAL, BUDAYA DAN PERTAHANAN KEAMANAN
INDONESIA MEMPUNYAI MASYARAKAT YANG SOPAN SANTUN, GOTONG ROYONG, DAN TIDAK BERINGAS
MASYARAKAT INDONESIA MEMPUNYAI TOLERASI YANG TINGGI (TEPO SELIRO) TERHADAP SELURUH UMAT MANUSIA DI DUNIA TANPA MELIHAT AGAMANYA, SUKU BANGSANYA, WARNA KULITNYA, DAN STATUS HIDUPNYA....
PENULIS DAN YANG MEMBACA TULISANNYA MASUK SURGA SERTA DAPAT BERTATAP MUKA DENGAN SANG PENCIPTA TUHAN YANG MAHA ESA
SUMPEH LO...........??????????????????

Comments :

0 komentar to “Soempah PEMOEDA...SUMPAH POCONG...SUMPAH JABATAN...GUE SUMPAHIN LO”


Posting Komentar


Posting Komentar